GARA-GARA CINTA, SEORANG PEMUDA NEKAT ANIAYA SATU KELUARGA DI TRENGGALEK


Pelaku saat diperiksa polisi
Trenggalek -   Miftahul Hikam (23)  pemuda asal  Desa Jamsaren kecamatan Pesantren kabupaten Kediri berusaha melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga di Trenggalek menggunakan pisau "cutter".

Akibatnya, tiga orang, yakni pasangan suami istri dari Suyudi (55) dan Siti Aminah (45) serta anak gadisnya Alfi Hidayah (25)  warga Dusun Jogadi Desa Pandean Kecamatan Dongko Trenggalek  mengalami sejumlah luka bacokan dan harus dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit.

Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh mengtakan korban Alfi Hidayah kini  dirujuk ke Rumah Sakit Dr Soedomo Trenggalek karena mengalami luka parah di leher serta beberapa bagian tubuhnya.

"Saat ini korban masih dilakukaan penanganan intensif di unit gawat darurat, demikian juga pelaku sekarang juga mendapatkan perawatan di UDG karena dikeroyok warga dan mencoba bunuh diri," katanya.

 Siti menjelaskan, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi sekitar pukul 2.00 WIB saat seluruh anggota keluarga korban sedang terlelap tidur. Pelaku yang datang dengan berjalan kaki masuk ke dalam rumah dengan cara mencongkel jendela, selanjutnya ia langsung menghampiri dan menghujamkan pisau kepada Alfi yang sedang tidur di sofa.

Mendapat serangan tersebut, korban berontak  dan berusaha berteriak meminta pertolongan. Mendengar teriakan itu, kedua orang tuanya yang sedang tidur langsung terbangun dan mencoba menyelamatkan anaknya.

"Namun pelaku tetap nekat menyerang , akibatnya ketiga korban mengalami luka-luka bacokan di beberapa baagian tubuhnya, bahkan Alfi mengalami luka serius di lehernya," jelas Siti.

Sejumlah tetangga korban yang mendengar kegaduhan serta teriakan minta tolong langsung berhamburan keluar rumah dan mendatangi lokasi kejadian.

Saat itulah pelaku, Miftahul Hikam berusaha melarikan diri ke perbukitan di sekitar rumah korban, namun ratusan warga yang melakukan pengejaran berhasil menangkap dan langsung menghajar pelaku.

"Merasa terdesak akhirnya pelaku berusaha bunuh diri dengan memotong urat nadinya," ujaar wanita berpangkat Ajun Komisaris Polisi ini.

Lanjut Siti Munawaroh, penganiayaan sadis tersebut dilatarbelakangi oleh kisah asmara antara pelaku dengan Alfi Hidayah. Polisi menduga Miftahul Hikam kalap setelah mantan pacarnya tersebut akan dinikahkan dengan lelaki lain.

"Pelaku ini sebelumnya pacaran sengan korban selama satu tahun, namun sekarang sudah putus, kemudian orang tua korban berniat menjodohkan anaknya tersebut dengan laki-laki lain dan akan menikah tanggal 9 Maret mendatang," ujarnya.

Akibat dibakar rasa dendam dan sakit hati itulah Miftahul nekat mendatangi rumah korban dan melakukan penyerangan secara membabibuta.

Sementara itu, Kasat Reskim Polres Trenggalek AKP Supriyanto mengatakan, saat ini pelaku masih mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan mendapatkan pengawalan kekat dari anggota kepolisian.

Sementara itu sejumlah saksi diperiksa polisi untuk mengetahui secara pasti kronologis serta motif dari perbuatan pelaku.

"Kami akan menjerat pelaku dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,  karena korban mengalami luka berat maka ancaman hukumannya lima tahun," katanya

Supriyanto menduga kejadian tersebut telah direncanakan oleh pelaku, dari pemeriksaan sementara pelaku berencana membunuh seluruh anggota keluarga korban dan selanjutnya akan bunuh diri disamping Alfi Hidayah.

Rencana itu terbukti dari cara pelaku datang ke Trenggalek dengan menumpang beberapa kendaraan dan jalan kaki menuju rumah keluarga Suyudi.

TIGA KORUPTOR TRENGGALEK SEGERA DIEKSEKUSI


     Trenggalek, 25/2 - Kejaksaan Negeri Trenggalek, Jawa Timur segera mengeksekusi tiga koruptor, setelah Mahkamah Agung menolak permohonan kasasi dari terdakwa dan jaksa penuntut umum.

     Kepala Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri Trenggalek, I Wayan Sutarjana, Senin mengatakan, ketiga terpidana korupsi yang memiliki kasus yang berbeda-beda tersebut adalah mantan Kepala Desa Baruharjo Kecamatan Durenan, Lamuji alias Yudiono, mantan Kepala Desa Dermosari Kecamatan Tugu, Mujanab serta Direktur CV Master Dimensi Surabaya, Hamid Subagio.

     "Untuk Lamuji dan Mujanab ini terkait kasus korupsi pengelolaan tanah bengkok desa, karena saat menjabat sebagai kades masih berstatus PNS aktif, namun mereka melakukan pengelolaan tanah bengkok 100 persen, sehingga menerima gaji dobel," katanya.

     Sementara itu, Hamid Subagio adalah rekanan Pemkab Trenggalek yang tersangkut kasus korupsi pengadaan teknologi informasi (IT) di Bagian Pengelolaan Data Elektronik (PDE) senilai Rp1,4 miliar.

     Lebih lanjut, Wayan menerangkan, pihaknya telah menerima salinan putusan ketiga terpidana tersebut dari Pengadilan Negeri Trenggalek. Rencananya Selasa besok (26/2) salah satu salah satu diantara mereka akan dipanggil ke kantor kejaksaan setempat untuk menjalani eksekusi.

     "Jadi besok itu antara pukul 9.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB saudara Lamuji akan kami tunggu kedatangannya di kantor kejaksaan, sedangkan Mujanab surat pemanggilan eksekusinya masih akan kami kirim," paparnya.

     Sementara itu, untuk Hamid Subagio, ia belum bisa memastikan tanggal eksekusinya karena masih menunggu surat pemberitahuan dari pengadilan setempat, yang menerangkan bahwa yang bersangkutan telah menerima salinan putusan kasasi dari MA.

     "Karena ini bagian dari prosedur eksekusi, nanti kalau semua persyaratan itu sudah terpenuhi, kami berkewajiban untuk segera melakukan langkah eksekusi, karena telah memiliki kekuatan hukum tetap" ujarnya.

     I Wayan Sutarjana menjelaskan, dalam kasus korupsi tanah bengkok desa tersebut, Lamuji terbukti melakukan tindak pidana korupsi secara berturut-turut selama menjabat sebagai Kades Baruharjo periode 1999 sampai dengan 2007, sehingga merugikan keuangan negara Rp 114,9 juta.

     Atas perkara tersebut Lamuji divonis 1 (satu) tahun penjara dan diwajibkan membayar denda sebesar Rp50 juta serta mengganti kerugian keuangan negara Rp 25,7 juta.

     Sedangkan kasus yang menjerat Mujanab hampir sama dengan yang dialami Lamuji, ia terbukti dalam dakwaan kesatu primair yakni melakukan korupsi secara berturut-turut dalam pengelolan tanah bengkok mulai 1990 sampai dengan 1998, sehingga mengakibatkan kerugian keuangan negara Rp11,6 juta.

     "Dalam putusan kasasi MA tersebut terdakwa di vonis 1 (satu) tahun penjara dan diwajibkan membayar kerugian keuangan keuangan negara sebesar Rp5,6 juta," kata Wayan.

     Sementara itu, jaksa penuntut umum, Ririn Susilowati menjelaskan, untuk terdakwa kasus korupsi teknologi informasi, Hamid Subagio bakal menghuni "Hotel Prodeo" selama dua tahun dipotong masa penahanan yang pernah dijalani.

     Hamid terbukti melakukan tindak pidana korupsi karena proyek senilai Rp1,4 miliar tersebut tidak selesai dikerjakan, namun perusahaan yang dipimpinnya tetap mendapatkan kucuran anggaran 100 persen.

     "Kalau salinan putusannya sudah kami terima, namun saat ini surat keterangan yang menyatakan bahwa Hamid telah menerima salinan putusan itu belum ada. Sehingga untuk eksekusinya belum bisa dilakukan," katanya.

     I Wayan Sutarjana menambahkan, masa hukuman yang harus dijalani oleh masing-masing korupor berbeda beda sesuai dengan vonis serta masa penahanan yang pernah dijalani.

     "Karena ada yang sudah menjalani penahanan di rutan dan ada yang tahanan kota, kalau untuk tahanan kota maka  pengurangan masa hukumannya adalah seperlima dari yang pernah dijalani. contohnya apabila sudah lima bulan berstatus tahanan kota maka pengurangannya hanya satu bulan," ujarnya.

KERUGIAN AKIBAT JEMBATAN PATAH MENCAPAI Rp5 MILIAR

Kondisi jembatan Desa Nglinggis (foto : Humas Trenggalek)
     Trenggalek, 22/2 - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek memperkirakan kerugian akibat patahnya jembatan Nglinggis di Kecamatan Tugu mencapai Rp5,5 miliar.

     "Jadi estimasi ini muncul setelah tim teknis kami melakukan penghitungan dilapangan, dan hari ini tadi petugas dari BPBD jatim juga telah melakukan verifikasi langsung ke lokasi jembatan," kata Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Jumat.

     Menurutnya, saat ini kondisi jembatan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, karena salah satu tiang penyangga ambles dan menyebabkan badan jembatan patah.

     Mengingat pentingnya jembatan tersebut, Joko mengaku segera mengajukan dana perbaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD Provinsi Jawa Timur.

Lanjutnya, besaran bantuan yang diajukan akan disesuaikan dengan hasil penghitungan kerugian.

     Menurutnya, jembatan yang menghubungkan Desa Nglinggis dengan Desa Duren serta Kecamatan Pule ini harus segera dilakukan perbaikan, karena merupakan jalur utama bagi warga desa sekitar.

     "Rencananya jembatan Nglinggis ini lebarnya akan ditambah, dari yang semula 2,5 meter menjadi lima (5) meter, sedangkan untuk panjangnya tetap 52,5 meter, termasuk dengan tembok penahan di samping jembatan" rincinya.

     Kata Joko, untuk mendapatkan dana dari BNPB, harus melalui prosedur yang panjang mulai dari kejadian bencana, kalkulasi kerusakan, rencana desain, verifikasi hingga rekomendasi dari BPBD provinsi.

     "Jadi kami tidak bisa langsung mengusulkan begitu saja, akan percuma. Karena harus melalui tahapan-tahapan itu tadi termasuk dilakukan kroscek terlebih dahulu dilapangan, layak atau tidak untuk mendapatkaan bantuan," katanya.

     Sementara itu, Kepala Bidang Rebabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Provinsi Jawa Timur, Budi Santoso, usai melakukan verifikasi kerusakan di jembatan Desa Nglinggis menyatakan layak untuk diajukan bantuan penanganan.

     "Dari hasil pengamatan kami dilapangan, kondisi jembatan memang sangat parah dan harus segera mendapatkan penanganan, karena merupakan akses penting bagi masyarakat," katanya.

     Meski demikian, Budi tida bisa memastikan apakah bantuan dana dari pemerintah pusat akan disetujui atau tidak, karena kebijakan tersebut dikendalikan langsung oleh BNPB.

PULUHAN PERWIRA POLRES TRENGGALEK JALANI TES URINE

Petugas BNN memeriksa urine anggota polisi
Trenggalek, 22/2  - Badan Narkotika Nasional (BNN) kabupaten Trenggalek, Jawa Timur melakukan tes urine terhadap  23 perwira dan tujuh bintara polres setempat.

Kepala BNN Kabupaten Trenggalek, AKBP Abdul Syukur mengatakan, tes urine tersebut dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya anggota polisi yang positif mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).

"Sebelumnya kami memang telah mendapatkan usulan dari kapolres untuk melakukan tes urine, kemudiian kami tindak lanjuti hari ini," katanya.

Diantara perwira polisi yang menjalani tes urine tersebut adalah 13 kapolsek jajaran serta wakil kepala Polres Trenggale, Komisaris Polisi Achmad Taufiqurahman.

Dalam pemeriksaan tersebut puluhan perwira dan bintara diwajibkan untuk menyerahkan sampel air kecing ke dalam wadah yang telah disediakan dengan dikawal anggota propam.

Kata Abdul Syukur, sampel yang telah terkumpul langsung dilakukan pengetesan kandungan narkoba  oleh dokter dan tim medis BNNK.

"Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada satupun anggota polisi yang positif mengkonsumsi narkoba, baik itu perwira maupun bintara," ujarnya.

Imbuhnya, untuk pemeriksaan urine yang dilakukan BNN Trenggalek untuk sementara menggunakan tes cepat (rapid test), apabila dalam tes tersebut ditemukan zat berbahaya, maka petugas BNN akan melakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

Sementara itu, Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto mengatakan, tes urine ini dilakukan sebagai langkah dini untuk memberantas penggunaan narkoba dikalanagan kepolsisian.

Rencananya, pemeriksaan serupa akan dilakukan setiaap bulan, namun dengan jadwal yang tidak ditentukan.

"Ini akan terus kami lakukan, yang jelas akan dilakukan secara mendadak dan tanpa pemberitahuan sebelumnya," katanya.

Kapolres mengancam akan menindak tegas apabila ada anggotanya yang terbukti mengkonsumsi narkotika.

PENYU DI TAMAN KILI-KILI TRENGGALEK

pp
Tukik di penangkaran
Kabupaten Trenggalek terkenal akan potensi wisata alam yang menarik, bentangan pantai dari ujung timur Kecamatan Watulimo hingga ujung barat Kecamatan Panggul menyimpan simpul-simpul pesona yang memikat wisatawan. Diantara beberapa potensi tersebut terdapat satu destinasi wisata baru di Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul yang berbeda dibanding lainnya , yakni tempat penangkaran penyu, Taman Kili-kili.

Untuk menuju lokasi tersebut, wisatawan harus menempuh perjalanan 54 kilometer dari pusat ibu kota Kabupaten Trenggalek. Dengan panorama alam yang indah serta kawasan pantai yang banyak ditumbuhi pohon pandan akan semakin menambah kenyamanan saat berlibur.

Di pantai tersebut sejak puluhan tahun lalu menjadi lokasi pendaratan penyu-penyu langka untuk bertelur atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan nama pasiran. Beberapa jenis penyu yang sering mendarat di kawasan taman kili-kili adalah Penyu Hijau (chelonia mydas), penyu sisik atau hawksbill turtle ( eretmochelys imbricata ) dan penyu blimbing dikenal dengan nama latin “dermochelys olivacea”. Dari ketiga jenis tersebut penyu blimbing memiliki ukuran paling besar, dengan berat bisa mencapai lebih dari 1 kwintal.

Untuk melestarikan hewan dilindungi tersebut, warga sekitar yang tergabung dalam kelompok pengawas masyarakat (pokwasmas) melakukan upaya konservasi dengan menangkarkan telur penyu di tempat khusus. Dilokasi Itulah masyarakat serta wisatawan bisa melihat secara langsung proses pemeliaraan tukik (anak penyu) sekaligus mengenali lebih dekat hewan yang masuk dalam keluarga kura-kura ini.

Ketua kelompok pokwasmas, Ari Gunawan mengatakan, usaha konservasi penyu tersebut digagas sejak dua tahun yang lalu, dalam setahun ia dan kawan-kawannya berhasil menyelamatkan dan melepas lebih dari 2000 tukik ke laut bebas.

Ari menjelaskan, penyu adalah hewan laut yang bisa hidup hingga puluhan tahun, namun proses pembiakannya membutuhkan waktu yang lama dan rentan terhadap kematian serta perburuan liar. "Kemungkinan yang bisa bertahan sampai bertelur itu hanya tiga persen, kemudian penyu itu bertelur dan pertama kali bertelur itu pada usia 30 tahun, karena inilah kami melakukan upaya penyelamatan" ujar Ari.

Kata dia, pada saat musim bertelur, anggota pokwasmas secara rutin melakukan pemantauan , karena dalam sehari terdapat dua hingga empat induk penyu yang naik ke darat. Penyu tersebut biasanya bertelur pada malam hari.  Setelah memastikan keberadaannya, keesokan hari kelompok penyelamat ini melakukan penyisiran di tepi pantai dan mengambil telur-telur untuk di tangkarkan.

"Kalau orang awam mungkin tidak tahu titik-titik yang dipakai bertelur, tapi kami yang sudah lama bersinggungan langsung dengan penyu sudah hafal dimana telur-telur itu berada," katanya.

Lebih lanjut Ari mengungkapkan, musim bertelur penyu biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Agustus, diperkirakan jumlah penyu yang mendarat setiap tahun akan terus bertambah seiring dengan upaya konservasi yang mereka lakukan. "Dulu itu anggota kami ini setiap hari berburu penyu tapi bukan untuk di konservasi melainkan untuk dibantai dan dijual telur serta dagingnya. Namun setelah tahu bahwa hewan ini dilindungi akhirnya kami sepakat untuk melakukan penyelamatan, dulu predatornya manusia sekarang sudah tidak lagi," ceritanya.

Ia menceritakan, beberapa tahun yang lalu sebelum kelompok pelestasi penyu terbentuk, nelayan setempat pernah menangkap sejumlah penyu yang berkategori sangat langka, bahkaan masyarakat juga pernah membantai penyu blimbing yang diperkirakan sebesarnya sama dengan mobil "carry".

Upaya pelestarian penyu tersebut kini mulai berbuah manis, taman kili-kili yang sebelumnya sering dipakai untuk pacaran, kini mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal Trenggalek maupun dari luar kota. Bahkan sejumlah pelajar serta mahasiswa juga mendatangi taman kili-kili untuk belajar tentang konservasi hewan berbatok ini.

Pemkab Trenggalek juga mulai memperhatikan geliat potrensi wisata baru ini. kepala Bagian Humas dan Protokol , Yuli Priyanto mengatakan, pemerintah kabupaten telah membangunkan pos pemantau di kawasan pantai di Desa Wonocoyo tersebut. Menurutnya taman kili-kili akan terus dikembangkan sebagai obyek wisata sekaligus sarana pembelajaran masyaraat.

"Penyu itu adalah salah satu hewan yang unik, ketika menetas di lokasi tertentu, maka tiga sudah dewasa dan hendak bertelur maka akan kembali ke tempat dimana dia dilahirkan," ujarnya.

Salah satu pengunjung taman kili-kili, Habib Guzaeni mengaku penasaran dengan keberadaan tempat konservasi tersebut. Di lokasi tersebut ia beserta anak -istrinya bisa melihat dan memegang secara langsung hewan laut yang dilindungi itu.

Pengunjung : Aeya sedang melihat tukik bersama ibunya
“Selain bisa menikmati pantai kami juga bisa mengenal lebih dekat tentang hewan penyu ini, anak saya Aeya juga senang katanya ‘unyu-unyu,” katanya.

LONGSOR DI TRENGGALEK AKIBAT PENAMBANGAN BATU KALI

Trenggalek, 16/2 - Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menduga penyebab longsornya tiga rumah di bantaran sungai Nglinggis kecamatan Tugu akibat dari penambangan batu kali secara besar-besaran oleh warga sekitar.

Kepala Bidang Pengairan, Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, Juwari Purna mengatakan, pengambilan batu kali tersebut menyebabkan arus sungai menjadi deras sehingga mudah mengikis tebing yang ada dibantaran sungai.

"Itu memang penyebabnya  karena banyaknya batu-batu diambili,  itulah yang menyebabkan kerawanan, tapi ya mau bagaimana lagi terserah kebijakan pimpinan nanti seperti apa. kalau upaya kami akan mengamankan tebing-tebing itu dengan bronjong," kata Juwari Purna.

Juwari Purna  mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait aktifitas pengambilan batu kali tersebut, karena selama sudah menjadi mata pencaharian warga sekitar.

Dinas Binamarga dan Pengairan berencana melakukan survei di sepanjang bantaran sungai Nglinggis dan membangun bronjong untuk menahan tebing.  

Sebelumnya tebing setinggi 10 meter dengan panjang lebih dari 50 meter longsor, akibatnya tiga rumah yang ada diatasnya ikut terbawa longsor hingga kedasar sungai. 21 warga yang menghuni rumah tersebut terpaksa mengungsi ke rumah tetangga. 

TIGA RUMAH DI NGLINGGIS AMBROL KE SUNGAI


Rumah warga Dusun Pacar Desa Nglinggis yang ambrol


     Trenggalek, 16/2 - Tiga rumah di Dusun Pacar Desa Nglinggis Kecamatan Tugu Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ambrol ke dasar sungai.

     Dari pantauan koresponden LT di Trenggalek, tanah yang longsor dan ambalas ke sungai sepanjang 50 x 20 meter dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Warga desa setempat kini bergotong royong membongkar sisa bangunan rumah milik  Sukirman, Kadis dan Samsuri tersebut.

     "Untuk sementara kami mengungsi ke rumah tetangga, karena rumah yang longsor itu adalah satu-satunya yang kami punya. Barang-barang yang kami punya juga kami ungsikan kesana," kata salah satu korban, Samsuri.

     Menurutnya, sebelum terjadi longsor dengan skala besar, sejak dua hari yang lalu tanah yang ada disekitar rumahnya mengalami retak-retak.

     Kondisi tersebut diperparah dengan hujan deras yang terjadi hingga berjam-jam. Puncaknya sekitar pukul 00.00 WIB terdengar suara gemuruh yang disertai goncangan mirip gempa bumi. Tanah yang ada didepan tiga rumah warga tersebut ambrol ke dasar sungai.

     "Pada saat kejadian tadi malam masih banyak warga yang "jagong" dirumah saya, karena kebetulan anak saya baru melahirkan, begitu ada kejadian itu langsung semburat keluar menyelamatkan diri," ungkapnya.

     Sementara itu warga lain, Agus Muslih mengatakan, tanah longsor di lokasi tersebut sudah berlangsung sejak bertahun-tahun, namun hingga kini tidak ada langkah konkrit dari pemerintah setempat.

     "Sebelum kejadian ini sudah ada dua rumah dan satu masjid yang hilang, kami berharap ada langkah yang nyata seperti pembangunan plenggsengan maupun penahan tebing," katanya.

     Selain merusak sejumlah rumah, ambrolnya tebing sungai tersebut juga mengancam keberadaan bangunan sekolah MI dan TK Islamiyah Nglinggis.

     Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Nglinggis, Musyarofah mengaku, aktifitas belajar mengajar di sekolahnya terpaksa diliburkan. Selain itu seluruh perangkat yang ada dievakuasi ke bangunan sekolah yang lain.

     "Untuk bangunan yang sebelah barat sudah tidak layak lagi untuk digunakan, karena kami takut apabila terjadi longsor susulan, terlebih cuaca setiap hari selalu hujan," jelasnya.

     Rencananya aktifitas belajar mengajar di sekolah yang memiliki 67 siswa MI dan 20 siswa TK itu akan dititipkan ke rumah-rumah warga.

     Sementara itu, Kepala bagian Pengairan, Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, Juwari menjelaskan, kejadian longsor bantaran sungai Nglinggis tersebut akibat dari penambangan batu kali oleh warga sekitar.

     "Hal ini mengakibatkan sungai rusak dan arusnya menjadi deras, tapi bagaimana lagi karena ini menyangkut mata pencaharian masyarakat. Nanti akan kami konsultasikan dengan pimpinan bagaimana kebijakannya," ujarnya.

     Juwari menjelaskan, pihaknya akan melakukan survei di lokasi bencana serta daerah rawan longsor disepanjang aliran sungai, apabila memungkinan pemerintah akan membuat penahan tebing berupa bronjong.    

SEHARI SEMALAM TIGA KEJADIAN TANAH LONGSOR

Jebol : Rumah milik Suyatin (60) jebol akibat tertimpa tanah longsor


     Trenggalek, 16/2 - Tiga peristiwa tanah longsor terjadi di Kabupaten Trenggalek dalam kurun waktu satu setengah hari.

    Tanah longsor pertama terjadi Dusun Klampisan Desa Pucanganak Kecamatan Tugu, sebuah rumah milik Suyatin (60) rusak berat setelah tertimpa tebing setinggi 10 meter yang ada dibelakang rumahnya.

     "Kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB kemarin, dimana dinding bagian belakang rumah korban jebol hingga lebih dari dua meter persegi dan hari ini tadi warga melakukan gotong royong untuk proses pembersihan," kata Kapolsek Tugu, AKP Saiful Rahman, Jumat.   

     Akibat timbunan material longsor tersebut, rumah keluarga Suyatin tidak dapat ditempati dan terpaksa harus mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang terdekat.

     Kata kapolsek dari estimasi sementara, jebolnya dinding rumah janda tersebut meenyebabkan kerugian lebih dari Rp10 juta.

     Sementara itu bencana kedua terjadi di jalan raya Trenggalek-Ponorogo KM 15,5, tebing setinggi 20 meter yang ada di samping jalur provinsi tersebut longsor hingga menutup sebagian badan jalan.

     Selain tanah, longsoran tersebut juga membawa material lain berupa pepohonan, akibatnya arus lalu-lintas Trenggalek-Ponorogo sempat tersendat hingga berjam-jam.

     Untuk membuka jalur utama itu, tim gabungan dari BPBD Trenggalek, TNI, Polisi serta warga sekitar bergotong royong menyingkirkan material longsor menggunakan alat manual.

     "Sekarang sudah bisa dilewati dari kedua arah, namun demikian tetap harus berhati-hati karena masih ada sisa-sisa longsor yang menyebabkan jalan menjadi lucin," kata Pengawas Jalan Provinsi Jawa Timur wilayah Trenggalek, Tono.

     Dari pantauan koresponden Lingkar Trenggalek, proses pembersihan jalan tersebut sempat terkendala oleh tidak adanya alat berat. Polisi sempat menghentikan beberapa truk besar untuk mambantu menarik akar batang kayu yang tersisa, namun upaya itu berkali-kali gagal karena kawat "sling" yang dipakai putus.

     "Akhirnya kami memilih untuk menyingkirkannya sedikit demi sedikit dengan alat seadanya, yang terpenting arus lalu-lintas bisa segera kembali normal," katanya.

     Sementara itu Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabapaten Trenggalek, Suprapto mengatakan kejadian bencana tanah longsor terakhir terjadi di Kecamatan Bendungan. Material tanah longsor menimpa bangunan SMP Negeri 2 Bendungan sehingga menyebabkan beberapa kerusakan.

     "Untuk yang di Bendungan ini kami baru mendapatkan informasi siang tadi, tim BPBD kami perintahkan untuk meninjau langsung ke lokasi, karena informasinya kerusakannya lumayan parah," katanya.

     Pihaknya mengaku akan menginventarisir seluruh dampak dari bencana tersebut dan melaporkan ke Bupati Trenggalek serta BPBD Provinsi Jawa Timur. 
134 Calon Panwascam Lolos Administrasi

134 Calon Panwascam Lolos Administrasi

Trenggalek, 11/2 - Sebanyak 134 peserta seleksi calon panitia pengawas tingkat kecamatan (panwascam) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dinyatakan lolos seleksi administrasi dan berhak mengikuti ujian seleksi tulis, Selasa (12/2).

"Tes tulis akan kami lakukan pada Selasa di kampus STKIP PGRI Trenggalek mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Proses ini akan dipantau langsung oleh satu orang dari Bawaslu Provinsi Jatim," kata Anggota Panwaslu Kabupaten Trenggalek, Undarwati, Senin.

Dalam tes tulis tersebut seluruh peserta wajib mengerjakan soal-soal terkait pemilihan umum yang disediakan langsung oleh bawaslu provinsi. Kata dia, apabila dalam tahap seleksi tersebut dinyatakan lolos para peserta masih akan dilakukan penyaringan lanjutan.

"Yang lolos akan kami tes lagi melalui uji kepatutan dan kelayakan 'fit and proper test', namun untuk waktunya kami masih belum bisa menentukan, karena hari ini masih dalam pembahasan," ujarnya.

Undarwati menjelaskan, 134 calon pengawas tingkat kecamatan itu akan memperebutkan 42 posisi yang tersebar di 14 kecamatan, dengan komposisi tiga orang per kecamatan.

Lanjut dia, dalam proses pendaftaran sebelumnya pihaknya sempat memperpanjang waktu pendaftaran di dua kecamatan pegunungan, yakni Munjungan dan Pule karena sepi peminat.

"Jadi dari delapan hari pendaftaran itu Kecamatan Munjungan dan Pule peminatnya kurang dari enam orang, karena sesuai dengan aturan minimal harus ada enam peserta makanya kami perpanjang sampai tanggal 10 Februari dan Alhamdulillah terpenuhi," katanya.

Kondisi berbeda terjadi di kecamatan-kecamatan yang berada di wilayah datar, jumlah peserta seleksi panwascam tersebut membludak hingga lebih dari 20 orang.
KPU TRENGGALEK TUNGGU ATURAN TENTANG PENCALEGKAN ANGGOTA DEWAN DARI PARTAI NON PESERTA PEMILU

KPU TRENGGALEK TUNGGU ATURAN TENTANG PENCALEGKAN ANGGOTA DEWAN DARI PARTAI NON PESERTA PEMILU


     Trenggalek, 4/2 - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek mengaku masih menunggu peraturan KPU (PKPU) mengenai pencalegkan anggota dewan aktif dari parpol non-peserta pemilu 2014.

     "PKPU itu sekarang belum turun, sehingga kami tidak bisa memastikan apakah mereka harus mundur dari anggota dewan atau cukup membuat surat pengunduran diri dari partai lama," kata Ketua KPU Kabupaten Trenggalek, Patna Sunu, Senin.

     Menurutnya, dalam PKPU nantinya akan dijelaskan secara rinci mengenai persyaratan serta hal-hal teknis yang menyangkut pencalegkan untuk Pemilu 2014.

     Namun Sunu menjelaskan, sesuai Undang-Undang Pemilu nomor 8 tahun 2012, setiap calon legislatif yang hendak maju, wajib menjadi anggota partai pengusung yang menjadi peserta pemilu 2014, selain itu satu calon hanya diperkenankan berangkat melalui satu partai.

     "Jadi untuk saat dasar kami adalah undang-undang tersebut, kalau dilihat dari logika yuridis maka caleg itu tidak boleh berkeanggotaan ganda dalam partai politik," ujarnya.

     Terkait keanggotaan parpol sejumlah anggota DPRD Trenggalek yang saat ini masih aktif, pihaknya akan melakukan pengecekan melalui tahapan seleksi administrasi.

     "Tapi yang jelas pada saat seleksi itu yang bersangkutan harus keluar dari parpol lama, terkait anggota dewannya kita tunggu peraturan KPU nanti seperti apa," katanya.

     Ia menjelaskan, khusus untuk anggota dewan yang masih aktif, namun berasal dari partai non peserta pemilu diharapkan mulai melakukan persiapan termasuk kemungkinan harus mundur dari wakil rakyat.

     "Karena apabila ternyata dalam PKPU nanti mensyaratkan adanya surat PAW (pergantian antar waktu) dari gubernur maka mereka akan kesulitan, karena proses PAW itu membutuhkan waktu tersendiri," katanya.

     Sunu menambahkan pendaftaran calon legislatif dari masing-masing peserta pemilu ke KPU kabupaten akan dilakukan mulai tanggal 9 hingga 15 April mendatang. 

     Sementara itu sesuai data di DPRD Trenggalek, saat ini terdapat 10 anggota dewan yang berasal dari partai non-peserta pemilu 2014, kesepuluh orang tersebut antara lain (PKNU) Aripin , Mohammad Nur effendi,  Ahmad Jauhari, Agus Widiyanto, (PDP), Suparmono, Yugro Hariyanto, (Partai Patriot),Imam Musirin, M Husni Tahir Hamid, (PPRN), Suyono dan (PKPI) Puguh Purnomo.