CALEG PEREMPUAN TERPILIH HANYA 11 PERSEN

CALEG PEREMPUAN TERPILIH HANYA 11 PERSEN

Trenggalek, 23/4 - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memastikan, jumlah calon legislatif (caleg) perempuan yang berhasil menduduki kursi DPRD tingkat kabupaten pada pemilu tahun ini hanya lima orang dari total 45 kursi yang diperebutkan. Jumlah ini hanya berkisar 11 persen atau jauh di bawah tingkat keterwakilan ideal 30 persen.

Komisioner KPU Trenggalek, Khusnu Roviq, Rabu mengatakan, dari hasil rekapitulasi suara di tingkat kabupaten caleh perempuan yang lolos ke parlemen terdiri dari dua orang dari PKB, dua orang dari PDIP dan satu orang dari Partai Golkar.

"Ada lima orang caleg perempuan yang akan duduk di DPRD Trenggalek, Arik Sriwahyuni dari Partai Golkar, Alfiah dari PKB, Djumiati dari PKB, kemudian Siti Ngawati dan Penny Sugiarti dari PDIP. Jadi kompisisinya dua wakil PKB, dua wakil PDIP dan satu wakil Golkar," katanya.

Lanjut Roviq keterwakilan caleg perempuan di DPRD Trenggalek tahun ini sama dengan hasil pemilu sebelumnya. Menurutnya daya tarik caleg perempuan tersebut masih tergolong rendah, padahal semua partai politik telah memasang minimal 30 persen caleg perempuan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
PERTISIPASI PEMILIH TRENGGALEK MENCAPAI 79 PERSEN

PERTISIPASI PEMILIH TRENGGALEK MENCAPAI 79 PERSEN

Trenggalek, 23/4 - Angka partisipasi pemilih dalam Pemilu Legislatif di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mencapai 79 persen, jumlah ini melampaui dari terget nasional yang hanya 75 persen.

Komisioner KPU Trenggalek, Khusnu Roviq, Rabu mengatakan jumlah pemilih yang datang ke TPS lebih dari 437 ribu jiwa dari total pemilih yang terdaftar 563.256 jiwa.

Menurutnya jumlah partisipasi pemilih paling banyak terjadi di empat kecamatan, yakni Munjungan, Pule, Bendungan dan Kecamatan Gandusari, yang rata-rata diatas 80 persen.

"Kami sudah memperoleh data bahwa tingkat partisipasi pemilih di Trenggalek sekitar 79,3 persen, ini sudah melebihi dari target nasional yang di prediksi oleh KPU pusat yakni 75 persen. Sedangkan terendah itu di kecamatan Tugu yang hanya 73 persen," kata Khusnu Roviq saat ditemui di kantornya.

Khusnu Roviq mengkalim partisipasi pemilih di Trenggalek kali ini lebih baik dibanding dengan pemilu-pemilu sebelumnya mulai dari legislatif maupun kepala daerah.

Namun demikian pihaknya mengakui, para pemilih yang datang ke TPS tersebut tidak secara keseluruhan menggunakan hak pilihnya pada empat kartu suara yang dibagikan.

Hal itu terbukti dari jumlah pemilih Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang rata-rata kurang dari 70 persen, atau jauh dibanding DPRD kabupaten.

Menurutnya, rendahnya pemilih DPD diakibatkan oleh kurangnya sosialisasi dari masing-masing calon, sehingga masyarakat banyak yang tidak kenal.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
PKB MENANG DI KANDANG BANTENG

PKB MENANG DI KANDANG BANTENG

Trenggalek, 23/4 - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berhasil menduduki posisi pertama dalam rekapitulasi hasil pemilu legislatif di Kabuoaten Trenggalek, padahal daerah ini dikenal sebagai basis PDI Perjuangan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek, Patna Sunu mengatakan, sesuai dengan hasil rekapitulasi di tingkat kabupaten, PKB memperoleh suara 83.863 sedangkan posisi kedua di tempati oleh PDIP dengan perolehan suara 83.204 atau hanya terpaut 659 suara. Sementara itu di posisi ke tiga dipegang oleh Partai Demokrat, yang meraup suara 45.981.

"Semua saksi perwakilan partai politik, DPD maupun panwas, pada prinsipnya menerima hasil rekapitulasi di tingkat Kabupaten. Sedangkan partai yang memengkan pemilu di Trenggalek adalah PKB, kemudian peringkat kedua PDIP, ketiga Demokrat dan keempat PKS," katanya, Rabu (23/4)

Dengan perolehan ini dipastikan PKB akan menduduki posisi ketua DPRD Trenggalek dan memperoleh sembilan kursi, sedangkan PDIP hanya menduduki posisi wakil ketua DPRD meskipun jumlah kursi yang di dapatkan sama.

Sementara itu Partai Demokrat dan PKS jumlah kursi yang didapatkan sama dengan pemilu sebelumnya, yakni lima kursi.

Disisi lain peningkatan yang cukup signifikan dialami oleh Partai Gerindra yang berhasil meraih empat kursi dewan, karena pada pemilu tahun 2009 sama sekali tidak mendapatkan jatah kursi wakil rakyat.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
KANDIDAT ANGGOTA DPRD KABUPATEN TRENGGALEK HASIL PEMILU 2014

KANDIDAT ANGGOTA DPRD KABUPATEN TRENGGALEK HASIL PEMILU 2014

 

Perkiraan ini didasarkan pada hasil rekapitulasi di seluruh desa dan kelurahan yang ada di Trenggalek. Namun, hasil resmi menunggu pengumuman dari KPU Kabupaten Trenggalek, karena bisa saja perkiraan ini mengalami perubahan.

Dapil I:

1.       Samsul Anam (PKB) – 6393 suara

2.       Siti Alfiyah (PKB) – 4.111 suara

3.       Agus Cahyono (PKS) - 5452

4.       Sugeng (PKS)-4662

5.       Guswanto (PDIP)—3879 suara

6.       Hari Langgeng (PDIP) – 2655 suara

7.       Arik Sriwahyuni (Golkar) – 3906 suara

8.       Dwi Utomo (Gerindra) – 2644 suara

9.       Susilo Darmono (Demokrat) – 3161 suara

10.   Imam Muslich Huddin (PAN)—2227 suara

11.   Moh. Husni Tahir Hamid (Hanura) – 4888 suara

12.   Mutriman (PKPI)—3270 suara

PKB mendapat 18.865 suara. PKS mendapat 16.956 suara. PDIP mendapat 18.561 suara. Golkar mendapat 11.914 suara. Gerindra mendapat 12.877 suara. Demokrat mendapat 6.776 suara. PAN mendapat 5.304 suara. Hanura mendapat 10.927 suara dan PKPI mendapat 3.747 suara. Suara sah di Dapil I sebanyak 112.333 dengan bilangan pembagi untuk 12 kursi sebesar 9.361.

Dapil II:

1.       Zaenal Fanani (PKB) – 7.465 suara

2.       Djumiati (PKB) – 2.746 suara

3.       Ali Burhanudin (PKS) – 3.086 suara

4.       Bambang Sutopo (PDIP) – 4.427 suara

5.       Arifin (PDIP) – 3951 suara

6.       Samsuri (Golkar) – 3.507 suara

7.       Imam Baasuki (Gerindra) – 4.868 suara

8.       Zaenudin (Demokrat) – 3.650 suara

9.       Djumani (PAN) – 3.089 suara

10.   Tarkiyat (PPP) – 3.236 suara

PKB mendapat 21.401 suara. PKS mendapat 7.263 suara. PDIP mendapat 16.121 suara. Golkar mendapat 10.035 suara. Gerindra mendapat 6.809 suara. Demokrat mendapat 8.982 suara. PAN mendapat 7.205 suara dan PPP mendapat 6.237 suara. Suara sah di Dapil II sebanyak 91.397 suara dengan bilangan pembagi untuk 10 kursi sebesar 9.140. 

 

Dapil III:

1.       Suparmin Sujono (PKB) – 4.479 suara

2.       M. Hadi (PKB) 4.374 suara

3.       Sukri (PKB) – 3.726 suara

4.       Dasiran (PKS) – 4.135 suara

5.       Pranoto (PDIP) – 7.585 suara

6.       Wahyudianto (PDIP) – 8.180 suara

7.       Siti Ngawati (PDIP) – 3.220 suara

8.       Sukaji (Golkar) – 2.301 suara

9.       Jumakir (Gerindra) – 1.698 suara

10.   Mugianto (Demokrat) – 5.568 suara

11.   Nurhadi (Demokrat) – 4.354 suara

12.   Supramono (Hanura) – 3.853 suara

PKB mendapat 24.902 suara. PKS mendapat 10.348 suara. PDIP mendapat 26.929 suara. Golkar mendapat 6.637 suara. Gerindra mendapat 5.556 suara. Demokrat mendapat 18.394 suara. Hanura mendapat 7.196 suara. Suara sah di Dapil III sebanyak 110.258 suara dengan bilangan pembagi untuk 12 kursi sebesar 9.188.

Dapil IV:

1.       Sukarodin (PKB) – 3.845 suara

2.       Satam (PKB) – 5.662 suara

3.       Subadianto (PKS) – 2.952 suara

4.       Penny Sugiarti (PDIP) – 4.817 suara

5.       Musirin (PDIP) – 4.561 suara

6.       Nurwahyudi (Golkar) – 3.734 suara

7.       Sunarkun (Golkar) – 3.324 suara

8.       Nur Efendi (Gerrindra) – 5.102 suara

9.       Lamuji (Demokrat) – 5.679 suara

10.   Sumarno (PAN) – 2.803 suara

11.   Puguh (Hanura) – 3990 suara.

PKB mendapat 18.695 suara. PKS mendapat 8.021 suara. PDIP mendapat 21.593 suara. Golkar mendapat 12.952 suara. Gerindra mendapat 10.510 suara. Demokrat mendapat 11.840 suara. PA mendapat 9.446 suara dan Hanura mendapat 8.446 suara. Jumlah suara sah di Dapil IV sebanyak 106.331 suara dengan bilangan pembagi untuk 11 kursi sebesar 9.666.

Diperkirakan PKB dan PDIP masing-masing akan mendapat 9 kursi. Demokrat, PKS dan Golkar masing-masing mendapat  5 kursi. Gerindra mendapat 4 kursi. PAN dan Hanura masing-masing mendapat 3 kursi. PKPI dan PPP masing-masing 1 kursi. Secara keseluruhan lima besar sementara partai yang memperoleh suara terbanyak untuk DPRD Kabupaten Trenggalek adalah (1)  PKB sebanyak 83.863 suara, (2) PDIP sebanyak 83.204 suara, (3) Demokrat sebanyak 45.992 suara, (4) PKS sebanyak 42.588 suara dan (5)  Golkar sebanyak 41.538 suara.  PKB unggul tipis atas PDIP dengan selisih 659 suara.  (Puji Handi)

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN TRENGGALEK MASIH LEMAH

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN TRENGGALEK MASIH LEMAH

Trenggalek, 17/4 - Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur menemukan sejumlah indikator kelemahan dalam sistem pengelolaan keuangan dan anggaran publik di Kabupaten Trenggalek.

Ketua Tim Peneliti Unair, Wasilaturrahma, Kamis mengatakan, sejumlah kelemahan tersebut dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan bersama Yayasan Bakti Makasar dan Australia-Indonesia Partnership for Decentralization (AIPD) terhadap pengelolaan keuangan selama tahun anggaran 2007 hingga 2011.

"Penelitian ini kami lakukan secara menyeluruh, mulai dari proses penganggaran sampai dengan belanja daerah. Untuk hasilnya ada yang sudah bagus, namun demikian masih banyak yang dibawah rata-rata," katanya.

Salah satunya skor yang masih relatif rendah yakni proses perencanaan dan penganggaran, dalam hal ini, nilai yang diperoleh Pemkab Trenggalek hanya 56,25 persen, karena skor capaiannya masih berada pada angka sembilan, dari skor ideal 16.

"Artinya untuk proses ini perlu ditingkatkan, sedangkan untuk target penyusunan anggaran yang layak dan berdasar proses penyusunan anggaran yang realistis, skornya tiga dari skor ideal lima, atau sekitar 60 persen," ujarnya.

Sementara itu untuk kerangka peraturan daerah mengenai transparansi dan partisipasi masyarakat hanya mencapai 33,33 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dari seluruh indikator yang menyangkut penilaian poin tersebut, dalam proses perencanaan dan penganggaran masih sangat rendah atau hanya sepertiga dari angka ideal.

"Namun ada juga yang baik, salah satunya mengenai pembentukan kerangka peraturan daerah mengenai penegakan hukum dan struktur organisasi yang efsktif telah mencapai skor tertinggi yakni 100 persen," imbuhnya.

Rahma menambahkan, terkait komposisi pendapatan daerah dalam APBD Trenggalek sejak tahun 2007 hingga 2011 masih didominasi oleh dana perimbangan dari pemerintah pusat yang rata-rata diatas Rp600 miliar per tahun. Sedangkan pendapatan asli daerah (PAD) masih relatif rendah yang besarannya kurang dari 10 persen dibanding dana perimbangan.

"Tapi sudah lumayan baik, karena PAD Trenggalek mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari tahun 2007 hingga 2011 itu kenaikannya mencapai dua kali lipat, yang tadinya hanya Rp37 miliar menjadi Rp60 miliar," jelasnya.

Lanjut dia, terkait hal tersebut, tim peneliti Unair merekomendasikan agar pemerintah daerah melakukan inovasi dan memaksimalkan seluruh potensi daerah guna menambah pendapatan asli daerah.

"Trenggalek ini potensinya sangat besar, mulai dari pertanian, pertambangan perkebunan dan lain-lain. Hanya saja memang perlu mendatangkan investor dari luar daerah, kalau mengandalkan dari lokal tidak akan mampu," ujarnya.

Upaya peningkatan PAD tersebut akan berdampak sangat besar terhadap proyeksi pendapatan maupun belanja daerah, terlebih untuk memenuhi anggaran dasar publik dalam bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Distric Fasilitator AIPD Trenggalek, Puji Handi berharap, hasil penelitian tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan, utamananya terkait dengan anggaran publik.

"Minimal sesuai dengan SPM (standar pelayanan minimal), kalau SPM saja tidak mampu, berarti pemerintah belum bisa memberikan pelayanan dasar atau yang paling rendah terhadap masyarakat," katanya.

Untuk itu AIPD terus berupaya mendorong Pemkab Trenggalek untuk meningkatkan kualitas sistem pengelolaan keuangan daerah melalui berbagai program pembinaan, mulai dari jajaran paling bawah hingga level kepala dinas.
NASKAH UJIAN NASIONAL DIDISTRIBUSIKAN KE TINGKAT KECAMATAN

NASKAH UJIAN NASIONAL DIDISTRIBUSIKAN KE TINGKAT KECAMATAN

Trenggalek, 11/4 - Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Disdikbud) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai mendistribusikan ribuan naskah ujian nasional tingkat SMA/MA/SMK/Paket C ke masing-masing kecamatan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Trenggalek, Jumat, Kusprigianto mengatakan, proses distribusi ribuan naskah yang terbagi dalam 117 boks tersebut dilakukan oleh petugas panitia ujian di tingkat rayon dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.

"Sesuai dengan standarnya, petugas kepolisian mengawal naskah ujian, mulai dari polres sini sampai nanti ditingkat kecamatan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan, termasuk kebocoran soal," katanya.

Menurutnya, untuk menjaga keamanan dokumen negara tersebut seluruh logistik unas dititipkan di markas polsek setempat hingga pelaksanaan ujian. Penyimpanan naskah dijaga selama 24 jam penuh.

"Di tempat penyimpanan itu ada tiga kunci, masing-masing di pegang oleh kepilisian, dinas pendidikan dan pengawas dari satuan pendidikan, jadi untuk membuka gudang penyimpanan ketiga unsur ini harus ada," ujarnya.

Kusprigianto menambahkan, untuk distribusi naskah dari polsek ke masing-masing sekolah penyelenggara bakal dilakukan setiap hari selama pelaksanaan ujian nasional. Sehingga hanya mata pelajaran yang diujikan yang bisa diambil dari kantor polisi, sedangkan sisanya tetap disimpan.

"Teknisnya, Pukul 06.00 WIB panitia mengambil ke polsek dan dibawa ke masing-masing sekolah," imbuhnya.

Ujian nasional tingkat SLTA di Kabupaten Trenggalek bakal diikuti oleh 6.773 peserta, dengan rincian 2.289 siswa SMA, 3.074 siswa SMK, 902 siswa MA, sembilan siswa SMA LB dan 499 siswa Paket C.

Sedangkan untuk sekolah penyelenggara ujian nasional terdiri dari 15 SMA dengan satu sekolah penggabung, delapan Madrasah Aliyah dengan tga sekolah penggabung, satu SMA LB serta 18 SMK dengan lima sekolah penggabung.

"Kami berharap seluruh panitia ujian bekerja secara sungguh-sungguh, demikian juga dengan peserta ujian wajib untuk belajar secara maksimal, sehingga hasilnya bisa membanggakan," pungkas Kusprigianto.
JUMLAH PEREDARAN KTP DIBAWAH 17 TAHUN DI TRENGGALEK TIDAK JELAS

JUMLAH PEREDARAN KTP DIBAWAH 17 TAHUN DI TRENGGALEK TIDAK JELAS

Trenggalek, 7/4 - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tidak dapat memastikan jumlah kartu tanda penduduk (KTP) yang beredar pada pelajar dibawah 17 tahun. 

Kasi Mutasi Dispendukcapil Kabupaten Trenggalek, Hari Kusdianto, Senin mengatakan, proses distribusi KTP elektronik milkik pelajar tersebut langsung oleh pemerintah pusat dan dikirimkan langsung ke pemerintah kecamatan.

"Jadi dari pemerintah pusat dikirim ke kecamatan dan diteruskan ke masing-masing desa, kemudian disebar kepada pemilik KTP, sehingga sama sekali tidak melalui dispendukcapil," katanya.

Pihaknya mengaku terus berupaya meminta informasi langsung ke pemerintah pusat terkait jumlah tersebut, sehingga peredaran KTP dibawah 17 tahun itu bisa dikendalikan dan terkontrol dengan baik.

Kusdianto menambahkan, sebelumnya dinas kependudukan telah melakukan perekaman data biometrik ke sembilan sekolah setingkat SLTA di wilayah Trenggalek. Dari sekolah-sekolah tersebut, pihaknya berhasil merekam data sekitar 5000 pelajar.

"Setelah itu, hasil perekaman kami kirim ke Jakarta dan oleh pemerintah pusat ternyata langsung dibikinkan KTP dan dikirim ke kecamatan tadi," ujarnya.,

Ia menambahkan, perekaman data biometrik pelajar dibawah usia 17 tahun tersebut telah sesuai dengan aturan, namun untuk penerbitan dan pendistribusian KTP seharusnya dilakukan setelah yang bersangkuitan berusia 17 tahun atau sudah menikah.

Terkait kondisi tersebut, pihaknya mengaku telah mengeluarkan instruksi kepada pemerintah kecamatan dan desa untuk menarik kembali kartu identitas yang terlanjur beredar. Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan kepada masing-masing sekolah untuk mengkoordinir siswanya yang telah menerima KTP.

"Untuk KTP yang dikumpulkan di sekolah, akan kami simpan di dinas kependudukan, sedangkan untuk yang dikembalikan di kantor desa, kami perintahkan untuk disimpan di sana saja, karena nantinya akan diedarkan juga," imbuhnya. 

Namun saat disinggung mengenai jumlah KTP yang berehasil ditarik kembali, Kusdianto mengaku belum bisa merilisnya, karena hingga saat ini belum ada laporan resmi dari pemerintah kecamatan, desa maupun dari pihak sekolah.

Pria yang akrab disapa Dian ini juga telah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Trenggalek, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Terkait pemilu ini, jangan sampai mereka yang belkum 17 tahun itu masuk dalam DPT ataupun DPK (daftar pemilih khusus)," pungkasnya.  
JELANG PEMILU BEREDAR KTP PELAJAR DIBAWAH 17 TAHUN

JELANG PEMILU BEREDAR KTP PELAJAR DIBAWAH 17 TAHUN


Trenggalek, 7/4 - Sejumlah pelajar di kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menerima distribusi kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, meskipun berusia kurang dari 17 tahun. Penerimaan ini terjadi sejak dua pekan menjelang pemilihan umum.

Salah satu pelajar asal Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Ahmad Marzuki, Senin mengatakan, KTP tersebut ia terima dari salah satu perangkat desa setempat bersama dengan sejumlah pelajar lain di desanya.

"Saya tidak tahu kenapa diberikan sekarang KTP-nya, padahal usia saya baru akan 16 tahun. Saya kelahiran tahun 1998, tadi perangkat desa juga kaget ketika mengetahui ini," katanya.

Namun seminggu setelah KTP tertsebut di edarkan oleh pemerintah desa, pihak sekolahnya meminta agar seluruh penerima KTP disekolahnya yang belum berusia 17 untuk mengembalikan kartu identitas itu.

"Katanya dikumpulkan dulu, nanti setelah pemilihan umum akan dibagikan kembali, hanya saja pounya saya belum sempat saya kumpulkan karena kemarin ketinggalam di rumah," ujar pelajar salah satu SMK ini.

Marzuki menambahkan, sebelumnya hampir seluruh pelajar di sekolahnya dilakukan peremakan data biometrik oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Trenggalek. Perekaman itu dilakukan secara bergiliran disekolahnya, yang meliputi perekaman sidik jari, iris mata, tanda tangan, maupun pas photo.

Beredarnya KTP dibawah umur tersebut langsung mendapat respon dari KOmisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek. Mengingat proses distribusi KTP tersebut dilakukan beberapa pekan menjelang pemilihan umum legislatif, selain itu penerima KTP itu adalah pelajar dibawah umur. 

Ketua KPU Trenggalek, Patna Sunu saat ditemui usai distribusi logistik pemilu mengaku, telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait peredaran kartu identitas penduduk tersebut. Pihaknya merekomendasikan agar dilakukan penarikan, agar tidak dimanfaatkan dalam pemilihan umum.

"Kami sudah ketemu dengan asisten satu Setda Trenggalek, mereka membenarkan peredaran itu, hanya saya pemkab sudah bergerak dengan melakukan penarikan, namun untuk jumlahnya kami tidak tahu," katanya.

Menurutnya, sesuai dengan perundang-undangan seharusnya pelajar yang berusia dibawah 17 tahun belum berhak untuk mendapatkan KTP.Mengingat kartu tersebut hanya diberikan kepada warga negara yang berusia 17 tahun atau yang sudah menikah.

Sunu menambahkan, selain merekomendasikan untuk dilakukan penarikan, pihaknya juga menginstruksikan kepada seluruh jajaran dibawahnya mulai, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS) maupun Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk mencermati setyiap poemilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS)

"Pastikan bahwa yang datang adalah pemilih yang sah dan memiliki hak pilih di daerah tersebut. Seluruh penylenggara pemiluy harus mencermati itu," ujarnya. 

HINDARI TSUNAMI WARGA TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG MENGUNGSI KE BUKIT

Trenggalek, 3/4 - Ratusan warga di wilayah pesisir selatan Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung, Jawa Timur, Kamis mengungsi ke wilayah perbukitan untuk menghindari potensi tsunami akibat gempa yang terjadi di Chile.

Di Kabupaten Tulungagung, warga Sine memilih menjahui wilayah pantai dan mengungsi satu bukit dengan perlengkapan seadanya. 

Sementara itu salah satu warga Kecamatan Watulimo Trenggalek, Malik mengatakan, sebagian warga yang mengungsi ke wilayah pegunungan antara lain berasal dari Desa Tasikmamdu, Karanggongso dan Prigi. 

Sementara itu para nelayan tidak berani melaut dan mengentikan seluruh aktifitasnya, setelah mendapatkan imbauan resmi dari Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Yang mengungsi wilayah Tawang Desa Tasikmadu, Kebon Desa Karanggongso dan Prigi. Mereka mengungsi ke wilayah pegunungan. Sedangkan untuk aktifitas warga seperti para nelayan berhenti total, sejak adanya imbuan dari BMKG," katanya.  

Sebelumnya, BMKG merilis adanya potensi bencana tsunami akibat gempa bumi yang terjadi di Chile. Sejumlah wilayah pesisir selatan Jawa, seperti Blitar, Tulungagung dan Trenggalek masuk dalam wilayah rawan tersebut.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Trenggalek mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Meski demikian, hingga saat ini belum ada tanda-tanda terjadinya tsunami.   


BPBD TRENGGALEK MULAI ANTISIPASI TSUNAMI AKIBAT GEMPA CHILE

BPBD TRENGGALEK MULAI ANTISIPASI TSUNAMI AKIBAT GEMPA CHILE

Trenggalek, 2/4 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memerintahkan seluruh camat di wilayah pesisir selatan untuk melakukan sosialisasi tentang kemungkinan terjadinya tsunami akibat gempa 8 SR yang terjadi di Chile.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Rabu mengatakan, inStruksi tersebut dikeluarkan sesuai dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menginformasikan potensi terjadinya tsunami di wilayah pesisir selatan Jawa.
Pihaknya meminta masyarakat untuk berhati-hati dan menjahui wilayah pantai apabila ada gejala-gejala terjadinya tsunami. Terutama bagi warga yang ada di Kecamatan Munjungan, Watulimo dan Panggul.

"Itu rilis resmi dari BMKG. Langkah BPBD, kami telah menghubungi para camat di pesisir untuk mengantisipasi secara dini. Paling tidak Pak Camat sudah member peringatan kepada penduduknya yang ada di sekitar pantai. Seandainya air surut atau bagamana , karena mereka lebih hafal," kata Joko.

Sesuai dengan informasi BMKG, gelombang tinggi tsunami diperkirakan akan sampai di wilayah Trenggalek pada pukul 7.30 WIB besok.

Sementara lanjut Joko, panjang pantai di Trenggalek yang berpotensi terdampak tsunami sepanjang 98 kilometer, yang membentang mulai dari perbatasan Pacitan hingga perbatasan Tulungagung.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Truk Penuh Muatan Terguling Di Jurang Munjungan

Trenggalek, 2/4 - Sebuah truk penuh dengan muatan terguling ke dasar jurang sedalam 50 meter di jalur Kampak-Munjungan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun pengemudi truk, Jiran (37) warga Desa Bangun, Kecamatan Munjungan harus mendapatkan perawatan medis karena salah satu tangannya patah.

"Kecelakaan ini terjadi, semalam sekitar pukul 21.00 WIB, jalur ini memang rawan kecelakaan," kata salah satu rekan korban, Nur Kantuk.

Menurutnya, peristiwa tersebut bermula saat truk yang bermuatan kluwak seberat 4,5 ton itu handak menuju ke arah kota. Namun sampai di tanjakan rengkek-rengkek, kendaraan tidak kuat naik.

"Saat itu kenek truk sudah turun dan berusaha mengganjal ban, namun terlambat," ujarnya.

Akibatnya, truk bernopol S 9716 UW langsung mundur dan terguling berkali-kali hingga ke dasar jurang.

Sementara itu proses evakuasi kendaraan tersebut membutuhkan waktu hingga berjam-jam, karena kondisi jurang yang sulit cukup dalam.

Dengan menggunakan alat derek, secara bertahap, akhirnya truk tersebut berhasil ditarik hingga jalan raya.

Jalur Kampak-Munjungan terkenal dengan tanjakan serta turunan tajam, selain itu jalan kabupaten ini kondisinya rusak parah.

"Kerusakan ini yang sering memicu kelelakaan," ujar Nur Kantuk.

Sementara itu Kanit Laka-lantas Polres Trenggalek, Iptu Suminto mengaku masih melakukan penyelidikan, guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Powered by Telkomsel BlackBerry®