JUMLAH PEREDARAN KTP DIBAWAH 17 TAHUN DI TRENGGALEK TIDAK JELAS

JUMLAH PEREDARAN KTP DIBAWAH 17 TAHUN DI TRENGGALEK TIDAK JELAS

Trenggalek, 7/4 - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tidak dapat memastikan jumlah kartu tanda penduduk (KTP) yang beredar pada pelajar dibawah 17 tahun. 

Kasi Mutasi Dispendukcapil Kabupaten Trenggalek, Hari Kusdianto, Senin mengatakan, proses distribusi KTP elektronik milkik pelajar tersebut langsung oleh pemerintah pusat dan dikirimkan langsung ke pemerintah kecamatan.

"Jadi dari pemerintah pusat dikirim ke kecamatan dan diteruskan ke masing-masing desa, kemudian disebar kepada pemilik KTP, sehingga sama sekali tidak melalui dispendukcapil," katanya.

Pihaknya mengaku terus berupaya meminta informasi langsung ke pemerintah pusat terkait jumlah tersebut, sehingga peredaran KTP dibawah 17 tahun itu bisa dikendalikan dan terkontrol dengan baik.

Kusdianto menambahkan, sebelumnya dinas kependudukan telah melakukan perekaman data biometrik ke sembilan sekolah setingkat SLTA di wilayah Trenggalek. Dari sekolah-sekolah tersebut, pihaknya berhasil merekam data sekitar 5000 pelajar.

"Setelah itu, hasil perekaman kami kirim ke Jakarta dan oleh pemerintah pusat ternyata langsung dibikinkan KTP dan dikirim ke kecamatan tadi," ujarnya.,

Ia menambahkan, perekaman data biometrik pelajar dibawah usia 17 tahun tersebut telah sesuai dengan aturan, namun untuk penerbitan dan pendistribusian KTP seharusnya dilakukan setelah yang bersangkuitan berusia 17 tahun atau sudah menikah.

Terkait kondisi tersebut, pihaknya mengaku telah mengeluarkan instruksi kepada pemerintah kecamatan dan desa untuk menarik kembali kartu identitas yang terlanjur beredar. Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan kepada masing-masing sekolah untuk mengkoordinir siswanya yang telah menerima KTP.

"Untuk KTP yang dikumpulkan di sekolah, akan kami simpan di dinas kependudukan, sedangkan untuk yang dikembalikan di kantor desa, kami perintahkan untuk disimpan di sana saja, karena nantinya akan diedarkan juga," imbuhnya. 

Namun saat disinggung mengenai jumlah KTP yang berehasil ditarik kembali, Kusdianto mengaku belum bisa merilisnya, karena hingga saat ini belum ada laporan resmi dari pemerintah kecamatan, desa maupun dari pihak sekolah.

Pria yang akrab disapa Dian ini juga telah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Trenggalek, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Terkait pemilu ini, jangan sampai mereka yang belkum 17 tahun itu masuk dalam DPT ataupun DPK (daftar pemilih khusus)," pungkasnya.  
JELANG PEMILU BEREDAR KTP PELAJAR DIBAWAH 17 TAHUN

JELANG PEMILU BEREDAR KTP PELAJAR DIBAWAH 17 TAHUN


Trenggalek, 7/4 - Sejumlah pelajar di kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menerima distribusi kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, meskipun berusia kurang dari 17 tahun. Penerimaan ini terjadi sejak dua pekan menjelang pemilihan umum.

Salah satu pelajar asal Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Ahmad Marzuki, Senin mengatakan, KTP tersebut ia terima dari salah satu perangkat desa setempat bersama dengan sejumlah pelajar lain di desanya.

"Saya tidak tahu kenapa diberikan sekarang KTP-nya, padahal usia saya baru akan 16 tahun. Saya kelahiran tahun 1998, tadi perangkat desa juga kaget ketika mengetahui ini," katanya.

Namun seminggu setelah KTP tertsebut di edarkan oleh pemerintah desa, pihak sekolahnya meminta agar seluruh penerima KTP disekolahnya yang belum berusia 17 untuk mengembalikan kartu identitas itu.

"Katanya dikumpulkan dulu, nanti setelah pemilihan umum akan dibagikan kembali, hanya saja pounya saya belum sempat saya kumpulkan karena kemarin ketinggalam di rumah," ujar pelajar salah satu SMK ini.

Marzuki menambahkan, sebelumnya hampir seluruh pelajar di sekolahnya dilakukan peremakan data biometrik oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Trenggalek. Perekaman itu dilakukan secara bergiliran disekolahnya, yang meliputi perekaman sidik jari, iris mata, tanda tangan, maupun pas photo.

Beredarnya KTP dibawah umur tersebut langsung mendapat respon dari KOmisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek. Mengingat proses distribusi KTP tersebut dilakukan beberapa pekan menjelang pemilihan umum legislatif, selain itu penerima KTP itu adalah pelajar dibawah umur. 

Ketua KPU Trenggalek, Patna Sunu saat ditemui usai distribusi logistik pemilu mengaku, telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait peredaran kartu identitas penduduk tersebut. Pihaknya merekomendasikan agar dilakukan penarikan, agar tidak dimanfaatkan dalam pemilihan umum.

"Kami sudah ketemu dengan asisten satu Setda Trenggalek, mereka membenarkan peredaran itu, hanya saya pemkab sudah bergerak dengan melakukan penarikan, namun untuk jumlahnya kami tidak tahu," katanya.

Menurutnya, sesuai dengan perundang-undangan seharusnya pelajar yang berusia dibawah 17 tahun belum berhak untuk mendapatkan KTP.Mengingat kartu tersebut hanya diberikan kepada warga negara yang berusia 17 tahun atau yang sudah menikah.

Sunu menambahkan, selain merekomendasikan untuk dilakukan penarikan, pihaknya juga menginstruksikan kepada seluruh jajaran dibawahnya mulai, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS) maupun Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk mencermati setyiap poemilih yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS)

"Pastikan bahwa yang datang adalah pemilih yang sah dan memiliki hak pilih di daerah tersebut. Seluruh penylenggara pemiluy harus mencermati itu," ujarnya. 

HINDARI TSUNAMI WARGA TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG MENGUNGSI KE BUKIT

Trenggalek, 3/4 - Ratusan warga di wilayah pesisir selatan Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung, Jawa Timur, Kamis mengungsi ke wilayah perbukitan untuk menghindari potensi tsunami akibat gempa yang terjadi di Chile.

Di Kabupaten Tulungagung, warga Sine memilih menjahui wilayah pantai dan mengungsi satu bukit dengan perlengkapan seadanya. 

Sementara itu salah satu warga Kecamatan Watulimo Trenggalek, Malik mengatakan, sebagian warga yang mengungsi ke wilayah pegunungan antara lain berasal dari Desa Tasikmamdu, Karanggongso dan Prigi. 

Sementara itu para nelayan tidak berani melaut dan mengentikan seluruh aktifitasnya, setelah mendapatkan imbauan resmi dari Badan Meterorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Yang mengungsi wilayah Tawang Desa Tasikmadu, Kebon Desa Karanggongso dan Prigi. Mereka mengungsi ke wilayah pegunungan. Sedangkan untuk aktifitas warga seperti para nelayan berhenti total, sejak adanya imbuan dari BMKG," katanya.  

Sebelumnya, BMKG merilis adanya potensi bencana tsunami akibat gempa bumi yang terjadi di Chile. Sejumlah wilayah pesisir selatan Jawa, seperti Blitar, Tulungagung dan Trenggalek masuk dalam wilayah rawan tersebut.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Trenggalek mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Meski demikian, hingga saat ini belum ada tanda-tanda terjadinya tsunami.   


BPBD TRENGGALEK MULAI ANTISIPASI TSUNAMI AKIBAT GEMPA CHILE

BPBD TRENGGALEK MULAI ANTISIPASI TSUNAMI AKIBAT GEMPA CHILE

Trenggalek, 2/4 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memerintahkan seluruh camat di wilayah pesisir selatan untuk melakukan sosialisasi tentang kemungkinan terjadinya tsunami akibat gempa 8 SR yang terjadi di Chile.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Rabu mengatakan, inStruksi tersebut dikeluarkan sesuai dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menginformasikan potensi terjadinya tsunami di wilayah pesisir selatan Jawa.
Pihaknya meminta masyarakat untuk berhati-hati dan menjahui wilayah pantai apabila ada gejala-gejala terjadinya tsunami. Terutama bagi warga yang ada di Kecamatan Munjungan, Watulimo dan Panggul.

"Itu rilis resmi dari BMKG. Langkah BPBD, kami telah menghubungi para camat di pesisir untuk mengantisipasi secara dini. Paling tidak Pak Camat sudah member peringatan kepada penduduknya yang ada di sekitar pantai. Seandainya air surut atau bagamana , karena mereka lebih hafal," kata Joko.

Sesuai dengan informasi BMKG, gelombang tinggi tsunami diperkirakan akan sampai di wilayah Trenggalek pada pukul 7.30 WIB besok.

Sementara lanjut Joko, panjang pantai di Trenggalek yang berpotensi terdampak tsunami sepanjang 98 kilometer, yang membentang mulai dari perbatasan Pacitan hingga perbatasan Tulungagung.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Truk Penuh Muatan Terguling Di Jurang Munjungan

Trenggalek, 2/4 - Sebuah truk penuh dengan muatan terguling ke dasar jurang sedalam 50 meter di jalur Kampak-Munjungan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Meskipun tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun pengemudi truk, Jiran (37) warga Desa Bangun, Kecamatan Munjungan harus mendapatkan perawatan medis karena salah satu tangannya patah.

"Kecelakaan ini terjadi, semalam sekitar pukul 21.00 WIB, jalur ini memang rawan kecelakaan," kata salah satu rekan korban, Nur Kantuk.

Menurutnya, peristiwa tersebut bermula saat truk yang bermuatan kluwak seberat 4,5 ton itu handak menuju ke arah kota. Namun sampai di tanjakan rengkek-rengkek, kendaraan tidak kuat naik.

"Saat itu kenek truk sudah turun dan berusaha mengganjal ban, namun terlambat," ujarnya.

Akibatnya, truk bernopol S 9716 UW langsung mundur dan terguling berkali-kali hingga ke dasar jurang.

Sementara itu proses evakuasi kendaraan tersebut membutuhkan waktu hingga berjam-jam, karena kondisi jurang yang sulit cukup dalam.

Dengan menggunakan alat derek, secara bertahap, akhirnya truk tersebut berhasil ditarik hingga jalan raya.

Jalur Kampak-Munjungan terkenal dengan tanjakan serta turunan tajam, selain itu jalan kabupaten ini kondisinya rusak parah.

"Kerusakan ini yang sering memicu kelelakaan," ujar Nur Kantuk.

Sementara itu Kanit Laka-lantas Polres Trenggalek, Iptu Suminto mengaku masih melakukan penyelidikan, guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Powered by Telkomsel BlackBerry®