SUKONO DITUNTUT 4,5 TAHUN PENJARA

Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Trenggalek, Sukono dituntut 4,5 tahun penjara oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam kasus dugaan korupsi akuisisi Bank Perkreditan Rakyar (BPR) Bangkit Prima Sejahtera Durenan senilai Rp 2,3 miliar.

JPU Kejaksaan Negeri Trenggalek, Dafit Supriyanto mengatakan, dalam perkara dugaan korupsi tersebut terdakwa, Sukono dinilai terbukti bersalah dalam dakwaan subsidair, yakni melanggar 12 B Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 karena menerima uang imbalan atau gratifikasi dalam akuisisi bank daerah tersebut. 

"Dari analisa jaksa, untuk dakwaan primer yakni pasal dua dan tiga, yang berangkutan tidak terbukti bersalah, terbuktinya di pasal 12 B itu" katanya.

Selain menuntut 4,5 tahun penjara, jaksa juga meminta mjelis hakim untuk mejatuhkan vonis denda kepada mantan anggota DPRD Trenggalek itu sebesar Rp200 Juta subsidair enam bulan kurungan dan membayar uang pengganti sebesar Rp250 juta atau dua tahun penjara.

Dafit menambahkan, tuntutan tersebut dinilai cukup realistis dan sesuai dengan tingkat pelanggaran hukum yang dilakukan oleh terdakwa. Lanjut dia jaksa penuntut umum, saat ini masih menunggu agenda persidangan lanjutan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya, dengan agenda tanggapan terdakwa atas tuntutan JPU. 

"Kami konsisten dengan tuntutan yang kami sampaikan ke majelis hakim ini, jadi meskipun ada tanggapan dari terdakwa, kami akan tetap pada pendirian awal," tegasnya.

Kasus dugaan korupsi akuisisi atau pembelian Bank Prekreditan Rakyat (BPR) Prima ini terjadi pada tahun 2007 lalu, saat itu Pemkab Trenggalek mengakuisisi BPR tersebut dengan harga Rp2,3 miliar. 

Namun dalam pelaksananaanya proses tersebut diduga telah terjadi tindak pidana korupsi. Bahkan uang korupsi tersebut disinyalir mengalir ke beberapa kalangan di DPRD  Trenggalek dan eksekutif. 

Akibat kasus ini, kejaksaan menetapkan empat tersangka yakni, mantan anggota DPRD yang juga Wakil Ketua DPD Golkar Trenggalek, Sukono, mantan Direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) Trenggalek, Gatot Purwanto, Sekretaris Daerah Trenggalek, Ali Mustofa dan mantan pejabat Pemkab Trenggalek Subro Muhsi Samsuri.

JALUR MUDIK PONOROGO-TRENGGALEK BERLIKU DAN MINIM PENERANGAN


Trenggalek - Para pemudik yang hendak melintasi jalur utama di Trenggalek , Jawa Timur perlu meningkatkan kewaspadaan , kerena beberapa ruas jalan, rawan kecelakaan lalu lintas, rawan longsor dan minim penerangan . 

Jalur utama Jawa Tengah-Jawa Timur, yang melintasi Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek kini menjadi salah satu jalur favorit para pemudik dari Jakarta , Jawa Barat maupun Banten yang hendak menuju Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, Blitar maupun Malang. Apabila dibandingkan dengan jalur tengah yang melewati Madiun dan Nganjuk, waktu tempuh yang dibutuhkan lebih singkat tiga jam. 

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Trenggalek, Sigit Agus Hari Basuki mengatakan, untuk pemudik yang akan melalui jalur Trenggalek perlu meningkatkan kewaspadaan. beberapa ruas jalan , seperti di wilayah Kecamatan Tugu  rawan longsor. Beberapa tebing curam dan jurang berada di kanan dan kiri jalan. selain itu kawasan ini memiliki jalur yang berkelok-kelok . 

"Kewaspadaan pemudik perlu lebih ditingkatkan apabila melintas pada malam hari , karena untuk wilayah perbatasan masih minim penerangan jalan. penerangan yang ada hanya terbatas di wilayah perkampungan warga," katanya.

Selain itu, amsih di wilayah Kecamatan Tugu , beberapa marka jalan kondisinya telah memudar, bahkan di beberapa tikungan jalam garis marka jalannya telah hilang. namun untuk kondisi aspal rata-rata masih cukup bagus.

"Terkait hal ini, kami akan koordinasi dengan instansi bersangkutan, karena jalur ini masuk milik Pemrov Jatim," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Sigit ini menambahkan. dari hasil pengamatan jalur mudik dilakukan bersama Polres Trenggalek. salah satu titik yang mendapatkan perhatian adalah jembatan darurat yang ada di Desa Nglongsor Kecamatan Tugu.

Jembatan utama penghubung Trenggalek dengan Ponorogo ini tidak bisa difungsikan sebagaimana jembatan permanen, karena kendaraan yang melintas dibatasi maksimal enam ton , selain itu kondisi jembatan yang sempit tidak bisa dimanfaatkan untuk dua lajur, sehingga  harus bergantian.

"Kalau saat ini mungkin masih aman, tapi jika arusnya sudah padat, ada dua alternatif yang bisa kami lakukan, yakni buka tutup jalur atau pengalihan arus melalui karangan," katanya.

Sementara itu Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek, AKP Heru Sujio Budi Santoso mengatakan, Khusus untuk jalur yang rawan kecelakaan lalu lintas (blackspot area) mulai perbatasan Tulungagung hingga Desa Kedunglurah Kecamatan Pogalan.

"Kawasan rawan ini bukan karena jalannya sulit, namun justru lurus dan relatif mulus, sehingga pengendara bisanya  memacu kendaraanya lebih kencang, tapi beberapa ada yang bergelombang," katanya.

Pihakna meminta seluruh pengguna jalan, untuk lebih berhati-hati dan menaati seluruh rambu-rambu yang ada, sehingga bisa meminimalisir tejadinya kecelakaan lalu lintas.

Kasat Lantas mengaku, saat ini pihaknya mulai melakukan rekayasa lalu lintas untuk lebaran maupun hari raya ketupat.


Polisi Perketat Pengamanan Toko Emas dan Pusat Perbelanjaan

Trenggalek - Mengantisipasi maraknya kasus pencurian selama bulan suci ramadhan, Polres Trenggalek, memperketat pengamanan di sejumlah pusat perbalanjaan, toko emas serta perbankkan.

Kapolres Trenggalek, AKBP. I Made Agus Prasetya, Rabu (24/6) usai melakukan sidan pengamanan di Pasar PON Trenggalek mengatakan, pengetatan pengamana ini penting dilakukan, karena jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan, baik pasar maupun supermarket terus menglami peningkatan, tingginya animo masyarkat tersebut biasanya dibarengi dengan meningkatnya aksi kriminalitas.

"Hari ini saya sengaja terjun langsung ke pasar untuk memberikan imbuauan kepada masyarakat dan para pedagang, termasuk pengecek kesiapan anggota (polisi)," katanya.

Menurutnya, pengamanan pusat perbelanjaan ini dilakukan secara terbuka dengan menempatkan sejumlah personil kepolisian di beberapa titik yang dinilai paling rawan. Sedangkan untuk obyek vital lain, seperti perbankkan dan toko emas, pihaknya telah menyiagakan anggota polisi dengan senjata lengkap.

Selain itu, orang nomor satu di Polres Trenggalek ini mengaku, telah memerintahkan kepada Satuan Sabhara untuk mulai mengintensifkan patroli keamanan, pada siang maupun malam hari.  

Perwira menenang ini menambahkan, beberapa aksi kriminalitas yang biasanya marak selama bulan ramadhan antara lain, pencurian, copet, penjambretan dan perampokan. Han ini didukung dengan semain tingginya animo masyarakat yang melakukan transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan hari raya.

"Tadi juga kami juga meminta para pedagang agar mengingatkan setiap pembeli untuk berhati-hati, dan jangan ceroboh dalam menyimpan dompet maupun uang," ujar Agus.

Sementara itu, salah seorang pedagang, Dewi mengaku, saat ini jumlah pengunjung di Pasar Pon Trenggalek mulai mengalami peningkatan, jumlah tersebut dipastikan akan terus meningkat pada saat mendekati hari raya lebaran. 

"Kalau sekarang yang banyak pembelinya di bagian pangan, peningkatannya sekitar 40 persen, sedangkan untuk busana dan tekstil juga mulai ramai, tapi belum banyak, paling sekitar 20 persen," katanya.

Pihaknya mengakui, pada saat puncak keramaian, sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan, khsusnya copet untuk menjalankan aksinya. Biasanya yang menjadi target sasaran adalah pengunjung.

"Yang biasa terjadi itu copet, karena suasana ramai, sehingga pembeli itu kurang waspada dalam mengamankan dompetnya," imbuh Dewi.